Perjalanan Al-Khwarizmi (780-850 M), Wali Matematika, yang tinggal di Tanah Tempat Matahari Terbit (Khwarizm)

Dwi Afrianti

Mahasiswa S3 Prodi Studi Agama-Agama Konsentrasi Filsafat Agama UIN Sunan Gunung Djati-Bandung.

Seorang Guru berkata,

“Al-Khwarizmi merupakan seorang wali matematika yang banyak penemuan di astronomi. Seorang Ilmuwan yang Shiddiqin, pasti juga karya-karyanya tidak sekedar pembicaraan tentang sains. Misal ada juga tentang norma. Karena itu lah, mengapa mereka memiliki banyak ilmu ini-itu. Archimedes saja malu ketika ditanya tentang teknologi, karena itu pertanyaan sepele. Dia ingin ditanya bagaimana proses pencariannnya, bagaimana bisa sampai begini-begitu.”

Sumber: http://dsr.nii.ac.jp/khiva/en/02history.html, diakses pada tahun 2014.

Tanah Tempat Kelahiran Al-Khwarizmi

Khwarizm, Khorezm, Chorasmia, merupakan satu nama. Sekarang disebut dengan Khiva, salah satu wilayah di Uzbekistan, hilir dari Sungai Amu Darya (Oxus), Laut Aral.

Sejarah Khwarizm (Tanah Matahari Terbit) dipenuhi dengan ritus-ritus unik. Kebanyakan ditemukan hanya dalam bentuk sumber tertulis, meskipun ada juga dalam bentuk monumen numistik dan epigrafik dari abad ke-5 sampai ke-14 SM dan abad ke-1 – 4 M. Nama Khwarizm selain terdapat di dalam Kitab Suci agama Zoroaster, juga dalam Inskripsi Bekhistun, Qerodot, dan Getakei Miletshi. Sejak abad ke-6 SM sampai 19 M, Khwarizm merupakan daerah paling penting di Asia Tengah dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya. Tempatnya strategis. Great Silk Road dari Iran ke India, mendukung hubungan antara pelbagai kebudayaan dan kerajaan. Karenanya, para pedagang, pengrajin, para saintis, dan arsitek menganggap Khwarizm sebagai tempat yang penting untuk mereka kunjungi. Great Silk Road bukan sekedar rute yang dilalui oleh para kafilah dagang, tetapi juga memainkan peran penting dalam perkembangkan peradaban Asia Tengah.

Dilihat sekarang, tempatnya  benar-benar indah, bagaikan museum alam di bawah langit terbuka, terdapat sejumlah istana dan benteng, pemukiman-pemukiman, dan jejak-jejak sistem irigasi yang sudah dipenuhi pasir. Kurang lebih 0 tahun yang lalu, S. P. Tolstov muai mempelajari Khwarizm. Ia menemukan sekitar 70 monumen bersejarah sejak abad ke-4 SM hingga abad ke-11 – 14 M. Tapi hanya ada 32 data tertulis, dan hanya 20 yang dapat dibaca. Monumen-monumen tersebut sebahagian besar berlokasi di daerah pinggiran oasis Khwarizm dan pada saat itu, daerah Amu-Darya tidak begitu diperhatikan. Banyak kota-kota kuno terkubur di bawah kota-kota semacam Khazarasp dan Khwarizm modern yang terselamatkan. Kota Khwarizm, berumur 2500 tahun.

S. P. Tolstov menyampaikan pernyataannya,

“Khwarizm kuno (Chorasmia) adalah Mesir nya Asia Tengah. Para sejarawan yang mencari tahu jejak-jejak peradaban kuno, mencapai keberhasilan gemilang dengan mempelajari daerah-daerah Khwarizm kuno; bahwa kebudayaan, kesenian, dan sejarah dari Khwarizm terkait erat dengan perkembangan Asia Tengah.”

Penggalian arkeologi menunjukkan, bahwa penduduk Khwarizmi bukan hanya berprofesi dalam bidang pertanian dan perdagangan saja, melainkan juga terlibat dengan sains. Penduduk Khwarizmi memiliki pengetahuan dan keahlian yang maju dalam bidang astronomi dan matematika. Mereka menemukan alat-alat pengukuran sudut dan menggunakannya dalam keperluan penelitian-penelitian ilmiah mereka. Astronomi dan banyak ilmu-ilmu alam lainnya berkembang pada masa Khwarizm kuno. Hasil karyanya masih dapat kita saksikan hingga hari ini.

Salah satu contohnya adalah warisan bangunan-bangunan dan budaya di Koykyrilgan Kala, beberapa kilometer dari utara sungai Amudarya, yang dibangun pada abad IV SM. Benteng-benteng tersebut berfungsi sebagai kuburan para orang bijak, juga ada benteng-benteng yang dipergunakan sebagai observatorium, tempat studi astronomi. Selama penggalian, para arkeolog menemukan dokumen menarik tentang kalender yang dipergunakan oleh penduduk Khwarizm selama abad ke 3 M.
Penduduk Khwarizmi, mendapatkan keuntungan dagang terbesar dengan Turki, dan menjadi pemimpin dalam bidang perdagangan, terutama di Khorasan. Mereka tersebar di setiap sudut kota di Khorasan. Perbedaan mereka dengan penduduk lokal, yang menjadi ciri khas Khwarim hari ini, adalah topi terbuat dari bulu binatang yang mereka kenakan.

Siapakah al-Khwarizmi?

Apa yang kemudian muncul di Baghdad dalam institusi keilmuan Bayt al-Hikmah, merupakan pusat intelektual dalam skala internasional, yang pengetahuannya menyebar hingga ke seluruh negara. Para intelektual Arab mengagumi astronomi, matematika, kedokteran, dan filsafat Yunani – bidang-bidang studi yang mereka kuasai seoptimal mungkin. Bagaimanapun, para intelektual Arab telah membuka khazanah pengetahuan dari Yunani, juga dari bangsa lain.

Al-khwarizmi, yang memiliki nama panjang Muhammad bin Musa al-Khwarizmi (780-850 M), merupakan salah seorang intelektual bidang Matematika dan Astronomi. Menurut John Tabak dalam buku Algebra, Sets, Symbol, and …, Al-Kwarizmi tinggal di The Great Mosque at Samarra yang terletak sekitar 96 KM dari Baghdad.

This image has an empty alt attribute; its file name is image-1.png
The Great Mosque at Samarra was built about 60 miles (96 km) from Baghdad, which was where al-Khwarizmi made his home, at about the time that the mathematician lived. Sumber: John Tabak; Algebra, Sets, Symbol, and…..

Secara umum, matematikawan Islam mengisi waktu-waktu berharga dengan melakukan berbagai upaya: meluaskan manfaat matematika dalam banyak bidang sains, menjadikan lebih terstruktur, menyempurnakan, dan menjadikan lebih gampang dipahami, warisan khazanah pengetahuan dari Babilonia, India, dan Yunani kuno. Al-Khwarizmi — yang tadinya beragama Zoroaster, lalu memeluk Islam — banyak melakukan perbaikan di sana-sini. Al-Khwarizmi mengambil khazanah pengetahuan matematika (juga bidang lainnya: astronomi, geografi, cartography, musik) dari pelbagai bangsa. Al-Khwarizmi tidak hanya mengubah bilangan-bilangan Babilonia dan Hindu menjadi lebih simpel dan terpakai sehingga bisa bermanfaat untuk siapa saja, namun beliau juga menemukan konsep yang sama sekali baru dari sana, yaitu aljabar dan algoritma, berikut konsep-konsep lain yang menyertainya. Aljabar, menandakan pemindahan tempat (transposisi) – suatu kondisi untuk mengembalikan keseimbangan (muqabala) atau equilibrium – melalui menambah atau mengurangi kuantitas yang sama pada sisi-sisi sebuah persamaan (equation); terkait dengan aktivitas tersebut, yaitu mereduksi atau menyederhanakan dan mengkombinasikan istilah-istilah yang bersesuaian. Istilah algoritma sendiri berasal dari nama Latin al-Khwarizmi, yang menunjukkan penghitungan sistematik apapun atau sistem dari langkah demi langkah istruksi bagi problem solving atau pengokohan beberapa tujuan. Aljabar al-Khwarizmi mencakup suatu demonstrasi posisional matematika dan contoh-contoh persamaan yang jelas, juga prinsip-prinsip dari akar paangkat dan operasi-operasi mendasar lainnya. Untuk mengenali kemampuan-kemampuan persamaan dalam menggambarkan kompleksitas hubungan-hubungan melalui pembentukan keseimbangan-keseimbangan, dan untuk mendefinisikan faktor-faktor yang tidak diketahui, menggunakan simbol seperti x, al-Khwarizmi membuka pintu selebar-lebarnya untuk menghasilkan prosedur-prosedur matematika yang bermanfaat bagi abad-abad selanjutnya. Sumbangan aljabar sangat besar. Barangkali, perbedaan paling penting antara aljabar muslim abad pertengahan dengan masa kita sekarang ini adalah dalam bentuk simbol yang dituliskan. Aljabar dahulu dituliskan dengan kata-kata, bukan angka-angka atau bilangan, lalu dikembangkan, diubah ke dalam bentuk angka-angka.

Ide bahwa matematika Eropa selalu berakar dari geometri Euclidian merupakan mitos yang dikembangkan oleh para penulis humanis tentang sejarah matematika. Kenyataannya, ide matematika Barat yang dianggap berasal dari matematika Yunani, berasal dari Arab Islam.

Berikut paparan dari Jens Hoyrup (Hoyrup 1996, 103),

“Berdasarkan khazanah klasik, matematika Eropa berasal dari Thales dan Euclid, berkebangsaan Yunani, dipelajari, dikritisi, dan disebarkan oleh orang-orang Islam Arab pada awal abad pertengahan, lalu pada abad ke 12 dan 13 M digunakan oleh orang-orang Eropa. Sejak itu, berjaya.”

Hoyrup menunjukkan, bahwa para intelektual zaman pertengahan, menghasilkan sesuatu yang belum pernah diperoleh sebanyak dan segemilang itu, hingga kini, khususnya dalam bidang matematika. Aljabar, matematika Barat, muncul dari praktek aljabar di dalam tradisi abakus, disebarluaskan penggunaannya oleh Fibonacci (1202, Sigler (2002)) dan Pacioli. Praktek problem-solving aljabar di dalam tradisi tersebut, berkembang dari sumber Arab Islam. Dasar epistemik matematika sebagai kalkulasi, dibentuk oleh dunia Arab Islam. Sebuah keterangan tentang dasar-dasar tersebut menjadi motivasi utama dari analisa-analisa kita tentang konsep-konsep dasar aljabar Arab Islam awal.

Seboktm seorang pendeta Nasrani Nestorian, sekitar tahun 662 M setelah mengkaji sembilan digit angka Hindu yang baginya sungguh menakjubkan, mengungkapkan, bahwa aritmetik yang merupakan bagian dari aljabar al-Khwarizmi, memang masih seperti makhluk asing dalam pemikiran Yunani kuno.

Lanjutnya, ia menyatakan, bahwa sembilan digit angka Hindu tersebut,

“Ada lagi orang lain yang memahami perihal angka-angka ini.”

Kemungkinan, yang dimaksudnya adalah al-Khwarizmi, yang begitu sering mengamat-amati dan mengkajinya. Sistem pembilangan atau penomorannya sangat mirip dengan India; penyelesaian sistematik aljabarnya kemungkinan berkembang dari Mesopotamia; dan kerangka berpikir logika geometrik untuk penyelesaian-penyelesaiannya berasal dari Yunani.

Kalau al-Khwarizmi mau, dia bahkan bisa melebih batas dari apa-apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dia tidak hanya akan sampai pada aplikasi praktis al-Jabr saja, yang pada saat itu paling banyak diperlukan oleh masyarakat, seperti penerapan pada hukum waris, pembuatan kanal, perhitungan tanah, (dan hingga kini oleh banyak orang dijadikan dasar bagi aplikasi teknologi lainnya), tapi dia membatasi dirinya sesuai Kehendak Tuhan.

Pernyataannya, “Apa-apa yang sedang dibutuhkan masyarakat, saya akan membatasi pada hal itu saja, dengan membuat al-Jabr menjadi bahasa yang sederhana sehingga gampang dipahami oleh masyarakat untuk dipraktekkan.”

Kata Pengantar al-Khwarizmi dalam Kitab al-Jabr al-Muqabalah yang ditulisnya:

Alhamdulillah atas limpahan karunia-Nya kepada mereka yang berhak menerima,

dikarenakan  perbuatan baik yang telah mereka lakukan.

Dia mengutus Muhammad saw. dengan tugas sebagai seorang

nabi, setelah banyak utusan

Allah lainnya datang,

ketika keadilan telah diabaikan, ketika jalan kehidupan yang benar dicari-cari.

Lewat Nabi Muhammad saw., Allah menyembuhkan kebutaan, menyelamatkan dari

keruntuhan, dan membesarkan apa yang sebelumnya kecil, dan mengumpulkan

apa-apa yang sebelumnya tercerai berai.

Subhanallah

Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin

Laa ilaaha illa Allah

Allahumma sholi ‘ala Muhammad wa ‘ala aalihi Muhammad.

Pembelajaran dijalankan melalui waktu-waktu lampau,

dan aneka bangsa memberikan kontribusinya ke dalam buku

sains dan aneka cabang pengetahuan ini,

menjadi petunjuk bagi arah berpikirku yang datang setelah mereka,

dan mengambil manfaat yang proporsional dari mereka,

dan mempercayai daya upaya mereka, yang saya akui,

perhatikan, dan diingat –

sekecil apapun itu.

Kecil, jika dibandingkan dengan kepedihan

yang pernah mereka alami

dan kesulitan-kesulitan yang mereka temukan dalam

membuka rahasia-rahasia dan ketidakjelasan sains.

Beberapa mereka aplikasikan sendiri untuk memperoleh informasi

yang belum diketahui oleh orang-orang sebelum mereka,

dan mewarisinya untuk anak cucu mereka;

lainnya memberikan komentar

atas kesulitan-kesulitan pekerjaan sains yang diwariskan oleh pendahulu mereka,

dan mendefinisikan metode terbaik untuk mempelajarinya,

atau menyumbangkan jalan termudah bagi keberadaan sains,

atau penempatannya pada bidang studi lainnya;

lainnya menemukan kembali kesalahan-kesalahan dalam karya sebelumnya dan

memperbaikinya, atau menyesuaikan diri terhadap ketidakteraturannya

dan mengkoreksi kesalahan-kesalahan sebelumnya,

tanpa sama sekali adanya arogansi kepada terdahulu

dan tiada merasa bangga atas apa yang telah mereka lakukan.

Allah telah mengagungkan Imam al-Makmun,

seorang yang memiliki minat besar terhadap pengembangan sains,

seorang Pemimpin dari orang-orang mukmin (disamping kekhalifahan yang Dia amanatkan

untuk memerintah berdasarkan garis keturunan, di dalam jubah yang Allah simpan baginya, dan

dengan kehormatan-kehormatan sebagai perhiasan yang Dia kenakan baginya),

dan dengan kebaikan serta perlindungan yang diberikan kepada para masyarakatnya,

menjadi teladan bagi orang lain;

kesiagaan dalam perlindungan dan dukungan yang

diberikannya kepada masyarakatnya dan menghapuskan kesulitan-kesulitan,

Khalifah al-Makmun telah mendorong saya untuk menyusun sebuah karya pendek tentang

penghitungan dengan menggunakan (hukum-hukum) Penyelesaian dan Pengurangan, dan

membatasinya menjadi aritmetika yang paling mudah dan paling bermanfaat seperti yang

manusia selalu butuhkan dalam urusan warisan, pembagian, tuntutan hukum, perdagangan,

dan semua perkara yang berhubungan dengan orang lain, atau ketika mengukur lahan,

penggalian kanal, perhitungan geometris,dan berbagai macam manfaat lainnya.

Dengan maksud yang baik, dan pengharapan akan manfaat dari karya ini, dan, karya ini tak kan bisa diselesaikan tanpa disertai doa-doa

mereka semua kepada Ilahi Rabbi: semoga Allah mengganjar mereka dengan keberkahan dan karunia yang melimpah.

Saya bersama-Nya selalu, di dalam segala sesuatunya, dan di Dalam-Nya saya beriman. Dia Rabb al-‘Arsy, berkah-Nya atas para nabi dan utusan bagi para jiwa.”

Berikut Tabel Kronologis Matematika Islam terkait Al-Khwarizmi:

TahunTempatRujukanPeristiwa BiografisPeristiwa Sejarah Lain
Abad ke-6 SM  Iran Akheminid menyerang Khwarizm.Berkembangnya Bahasa Arash sebagai bahasa Khwarizm.   Agama yang berkembang adalah Zoroaster.
328 SM   328 BC friendly meeting of envoys sent by Khorezm and Alexander the Great; 150 tahun setelah Khwarem merasakan kebebasan dari para penjajah.   
Abad ke-3 SM – Abad ke-1 M  Peradaban pertama Khwarizm.   
250 – 140 SM  Masa Kekaisaran Raja Bactria. 
Abad ke-2 – ke-1 SM  Masa Kekaisaran Kushan; Kanguy berisikan Shakhrisabz, Tashkent, Bukhara, Urgench, and Sogdiana.   
Akhir Abad ke-1 SM  ·   Pemisahan Kushan dari Kanguy.   
78 – 123 SM   Kushan empire absorbed by Khwarizm. 
Abad ke-3 M  Khwarizm memperkuat pengaruhnya dan menyatakan diri menjadi sebuah kekuatan dunia. 
224 M  Pendirian kekaisaran Ardashir I (Kekaisaran Sasanid) sebagai pembangun dan penghidup kembali peradaban Persia dan Zoroaster, sekaligus berupaya membangun kembali tradisi Persia peninggalan Dinasti Akhemeniyyah. Pendiri akademi Gundishapur di Gundeshapur. 
Abad ke 4 – 6 M  Khwarizm merupakan satu-satunya daerah  yang berada dalam kekuasaan Uzbekistan yang dipimpin oleh Kekaisaran Eftalita dan Turk Khanate. Uzbekistan which managed to remain sovereign during the Eftalite Empire and the Turk khanate.         
Abad ke-4 M    failed expansion of the Samanids in Central Asia. 
531 – 579 M  Muncul Raja Anusherwan (531 – 579 M) yang dikenal sangat adil dan bijak dalam memerintah. Telah mampu menghilangkan fitnah pengikut Mazdak dan memulihkan stabilitas situasi di Iran. 
550 M  Lahirnya karya Tabel Astronomi dari Sasaniyyah, berjudul Zij al-Syah (Tabel Astronomi Raja) 
570 MMekah Kelahiran Nabi Muhammad saw., pada hari Senin 
610 M  Nabi Muhammad saw. menerima wahyu kemisian hidupnya 
622 M  Tahun  yang biasa dianggap oleh para ahl sejarah sebagai akhir kekaisaran Romawi 
628 M  Penulisan Brahmasphupta-siddhanta karya astronom-matematika India Brahmagupta (di Arab dikneal sebagai Ben al-Adami), berbahasa Sansekerta (India)  
632 M  Nabi Muhammad saw. wafat 
642 M  Pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab, pasukan muslim berhasil mengalahkan bangsa Persia pada dua pertempuran: Perang Qadisiyyah dan Perang Nahawan. Setelah itu, kaum muslim tersebar di Persia hingga pemerintahan Sasanid berakhir. Pemeluk Zoroaster ada yang melakukan migrasi ke India, sehingga mereka dinamakan sebagai Parsi India.  
661 M  Dinasti Umayyah merebut kekuasaan 
Abad ke-7  Perang saudara terjadi di Khwarizm   
Abad ke-8 M  Tentara Arab yang berada di bawah komando Kuteiba ibn Muslim menguasai Khwarizm.   
762 M  Pendirian Baghdad 
771 M  Perintah Khalifah al-Manshur untuk menerjemahkan Brahmasphupta-siddhanta karya astronom-matematika India Brahmagupta berbahasa Sansekerta (India) kepada astronom Ibrahim al-Fazari (astronom pertama muslim) ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan itu diberi judul Zij al-Sindhind yang berarti Kumpulan Tabel Astronomi.Awal mula dunia islam mempelajari ilmu astronomi, ketika musafir dari India yang di Arab dikenal bernama al-Casem, membawa Kitab Brahmasphupta-siddahanta ke Baghdad.
777 M  Al-Fazari membuat astrolabe (pertama), yang nantinya disempurnakan oleh ilmuwan muslim lainnya. 
780 M  Kelahiran al-Khwarizmi 
786 M  Pendirian Dinasti Abbasiyyah, Harun al-Rasyid menjadi khalifah pertama 
Abad ke-9 dan ke-10  Kwarizm menjadi bagian dari Takharids/ Tosafarids/ Samanids.   
800 M  Penerjemahan pertama kali Almagest karya Ptolemeus berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. 
813 M  Al-Makmun, anak dari khalifah Harun al-Rasyid menjadi khalifah 
825 M  Al-Khwarizmi menulis Algoritma, perhitungan berdasarkan angka-angka Hindu India. 
827 – 828 M  Al-Hajjaj, kolega al-Khwarizmi di Bait al-Hikmah menyelesaikan terjemahan lengkap Almagest. 
813 – 833 M  Al-Khwarizmi menyelesaikan penyusunan: Kitab al-Jabr wal-MuqabalahKitab Zij al-Sindhind yang merupakan revisi dari terjemahan Zij al-Sindhind India. Al-Khwarizmi memasukkan unsur-unsur astronomi Yunani karya Ptolemeus, Tabel Astronomi dari Sasaniyyah Persia berjudul Zij al-Syah (Tabel Astronomi Raja), dan pemikirannya sendiri. Kitab Surat al-Ardh (Tampak Bumi, Geografi)   
833 M  Al-Mu’tasim menjadi khalifah 
836 M  Pemberontak memaksa khalifah untuk memindahkan ibukota ke Samarra 
842  Al-Watsiq menjadi khalifah 
847 M  Al-Khwarizmi hadir dalam pemakaman al-Watsiq. Al-Mutawakkil menjadi khalifah 
848 M  Al-Mutawakkil menghentikan Mihnah yang dimulai oleh al-Makmun 
Sekitar 850 M  Al-Khwarizmi wafat 
861 M  Al-Mutawakkil dibunuh 
892 M  Pembangunan kembali Baghdad menjadi ibukota 
Sekitar 1000 M  Al-Majrithi membawa karya al-Khwarizmi ke Spanyol muslim 
Abad ke-11  Khwarizm menjadi bagian dari Gaznevids.   
Pertengahan abad ke-12  Setelah kekalahan Gaznevids, Khwarizm menjadi bagian dari Seldjukids. 
1258 M  Mongol menjarah Baghdad dan mengakhiri dinasti Abbasiyyah