MALAIKAT DAN PARA ASISTEN PROFESOR

Watung Arif Budiman

Bahkan malaikat pun bertanya (kayak judul apa ya?). Ada satu ayat di Al-Quran yang merekam kejadian ini.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah [2]:30)

Menarik. Coba ya, apa ini sebenarnya?

Sebuah protes? Barangkali. Malaikat telah memicingkan mata di ufuk depan sana, tahu apa yang akan terjadi: tentang sebuah tragedi sang makhluk ‘mulia’ bernama manusia yang menebar kerusakan dan menumpahkan darah. Keniscayaan yang tragis, bukankah begitu? Dan kita pun mengamini para malaikat: mengapa, untuk apa semua itu?

Yah, nggak tahu. 😉 Tapi, teman-teman yang baik, saya punya sebuah kisah.

* * *

Tentang seorang profesor yang sangat pandai di sebuah negeri antah berantah. Pagi itu, para asistennya yang loyal menemukan sang profesor tengah sibuk mengadakan sebuah eksperimen rahasia di laboratorium pribadinya.

“Wahai profesor, apa yang paduka lakukan?” tanya salah seorang di antara mereka. Wajah mereka tampak pucat.

“Mencampurkan kelima elemen ini, lalu memasukkan Cahaya-X penemuanku, citraku,” jawab profesor seraya menunjuk ke beberapa benda.

“Paduka hendak mencampurkan tanah, air, api, udara, ether… dan Cahaya-X? Tapi, Profesor, bukankah hal itu akan menimbulkan ledakan yang sangat berbahaya dan merusak Cahaya-X?” protes mereka.

“Benar, akan ada efek destruktif yang cukup besar. Ini berkaitan dengan arbitrary spirituo transformation theory. Teori tingkat lanjut. Kalian belum memahaminya,” tegas profesor.

“Tapi paduka akan meledakkan seluruh ruangan ini!”

Tersenyum, sang profesor tetap melanjutkan pekerjaannya, “Aku tahu apa yang kalian tidak ketahui.”

* * *

Yah, barangkali situasinya seperti itu. (Kalau sulit merelasikannya: para asisten itu adalah para malaikat; profesor yang cerdas adalah personifikasi Tuhan; kelima elemen dasar adalah tubuh yang kita pakai ini; sementara Cahaya-X adalah esensi diri kita sebagai citra Tuhan).

Para Malaikat bertanya seperti halnya para asisten di kisah ini, tentu dengan segala keterbatasan ilmunya, namun Sang Profesor lebih tahu apa yang dilakukkan-Nya.

Dan kisah pun berlanjut…

Ledakan besar itu — seperti dugaan para asisten — benar-benar terjadi, namun tak sampai melukai siapa pun. Akibat percikan api dan interaksinya dengan berbagai elemen, sebagian flux Cahaya-X meredup, sebagiannya bertransformasi dengan cara yang sangat aneh: memantulkan sinar, berpendar cemerlang ke segala arah!

Dan teman-teman yang baik, tahukah apa sebenarnya yang hendak dituju sang profesor? Penemuan apa yang dihasilkannya?

Ya, CERMIN!

“Aku adalah harta tersembunyi (kanzun makhfiy), Aku rindu untuk dikenal, karena itu Aku ciptakan makhluk agar Aku dikenal.” (Hadis Qudsi)

Credits: Kisah di atas adalah fiksi belaka. Di depan itu adalah simbol-simbol empat elemen dasar (udara, tanah, api, air). Lukisan di atas adalah karya Joseph Wright, The Alchemist — in Search of the Philosopher’s Stone. Dan, oh! Satu lagi… Saya tidak sedang menafsirkan ayat-ayat Tuhan karena memang bukan penafsir, sekedar trigger untuk eksplorasi lebih lanjut. 😉 Salam.